Dengan meningkatnya limbah makanan global, makanan yang hampir kedaluwarsa telah menjadi pilihan populer bagi konsumen di Eropa, Amerika, Asia, dan kawasan lainnya karena harganya yang terjangkau. Namun, ketika makanan mendekati tanggal kedaluwarsa, apakah risiko kontaminasi mikroba tetap terkendali? Bagaimana standar keamanan pangan di berbagai negara menentukan keamanan makanan yang hampir kedaluwarsa? Artikel ini menganalisis status keamanan mikroba terkini dari makanan yang hampir kedaluwarsa berdasarkan data pengujian internasional dan memberikan rekomendasi pembelian ilmiah bagi konsumen global.
1. Status Pasar Global dan Perbedaan Regulasi Makanan yang Hampir Kedaluwarsa
Makanan yang hampir kedaluwarsa biasanya merujuk pada produk dengan sisa sepertiga hingga setengah masa simpannya, yang sering ditemukan di bagian diskon supermarket atau toko diskon khusus. Kebijakan regulasi untuk makanan yang hampir kedaluwarsa sangat bervariasi di setiap negara:
Uni Eropa (UE):Wajib mencantumkan label "gunakan sebelum" (batas waktu keamanan) dan "baik digunakan sebelum" (batas waktu kualitas). Penjualan makanan yang mendekati tanggal "gunakan sebelum" dilarang.
Amerika Serikat:Kecuali untuk susu formula bayi, peraturan federal tidak mensyaratkan tanggal kedaluwarsa, tetapi pengecer harus memastikan keamanan makanan.
Jepang:"Undang-Undang Promosi Pengurangan Limbah Makanan" mendorong penjualan diskon makanan yang hampir kedaluwarsa, tetapi pengujian rutin tetap diperlukan.
Cina:Menyusul penerapan "Undang-Undang Anti-Pemborosan Makanan" pada tahun 2021, supermarket besar telah menyediakan bagian khusus untuk makanan yang hampir kedaluwarsa, tetapi standar pengujian mikroba tetap sama dengan produk segar.

2. Standar Pengujian Keamanan Mikroba yang Diakui Secara Internasional
Berdasarkan pedoman dariKomisi Codex Alimentarius (Codex), FDA AS, dan EFSA UEMakanan yang hampir kedaluwarsa harus dipantau berdasarkan indikator utama berikut:
Jumlah Aerobik Total (TAC):Mencerminkan tingkat pembusukan makanan; melampaui batas dapat menyebabkan diare.
Bakteri Coliform:Menunjukkan kondisi kebersihan dan berhubungan dengan risiko patogen sepertiSalmonella.
Jamur dan Ragi:Umum di lingkungan lembab dan dapat menghasilkan racun (misalnya,aflatoksin).
Patogen:Termasuk Listeria (yang dapat tumbuh pada suhu rendah) dan Staphylococcus aureus.
3. Data Pengujian Lintas Batas: Ambang Keamanan Makanan yang Hampir Kedaluwarsa
Pada tahun 2025, International Consumer Research & Testing (ICRT) berkolaborasi dengan laboratorium di berbagai negara untuk menguji enam kategori makanan yang hampir kedaluwarsa, dengan hasil sebagai berikut:
Kategori Makanan | Parameter Uji | Batas Keamanan Internasional | Tingkat Kelebihan pada Makanan yang Hampir Kedaluwarsa |
Susu Pasteurisasi (Jerman) | Jumlah Aerobik Total | ≤10⁵ CFU/mL | 12% |
Salad Kemasan (AS) | Bakteri Coliform | ≤100 CFU/g | 18% |
Ayam Siap Saji (Inggris) | Listeria | Tidak Terdeteksi | 5% |
Camilan Kacang (Tiongkok) | Cetakan | ≤50 CFU/g | 8% |
Temuan Utama:
Kategori Risiko Tinggi:Daging siap saji, produk susu, dan makanan olahan menunjukkan tingkat kelebihan mikroba yang lebih tinggi.
Dampak Suhu Penyimpanan:Makanan yang tidak disimpan dalam lemari es memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk melampaui batas.
Perbedaan Kemasan:Makanan yang dikemas vakum jauh lebih aman daripada makanan yang dikemas secara konvensional.
4. Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Keamanan Pangan yang Hampir Kadaluwarsa
Manajemen Rantai Pasokan:Fluktuasi suhu selama transportasi (misalnya, rantai dingin yang rusak) mempercepat pertumbuhan mikroba.
Komposisi Makanan:Makanan berprotein tinggi (daging) dan berkadar air tinggi (yogurt) lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri.
Iklim Regional:Daerah bersuhu tinggi dan kelembaban tinggi (misalnya, Asia Tenggara) menghadapi risiko lebih tinggi terhadap timbulnya jamur pada makanan yang hampir kedaluwarsa.
5. Pedoman Konsumen Global untuk Pembelian Aman
Periksa Label dan Kondisi Penyimpanan:
Prioritaskan makanan kering yang berlabel "baik digunakan sebelum" (misalnya, kerupuk, makanan kaleng).
Hindari produk susu dan daging yang hampir kedaluwarsa dan tidak disimpan dalam lemari pendingin.
Inspeksi Sensorik:
Buang segera makanan apa pun yang kemasannya menggembung, bocor, berjamur, atau berbau tengik.
Kesadaran Risiko Regional:
Eropa & Amerika:Waspadai Listeria (umum ditemukan pada makanan siap saji).
Asia:Waspadalah terhadap mikotoksin (misalnya aflatoksin dalam beras dan kacang-kacangan).
6. Rekomendasi untuk Regulasi dan Industri Internasional
Standarisasi Kriteria Pengujian:Mendukung Codex untuk menetapkan batas mikroba spesifik untuk makanan yang hampir kedaluwarsa.
Inovasi Teknologi:Promosikan pengemasan pintar (misalnya, indikator waktu-suhu).
Tanggung Jawab Perusahaan:Pengecer harus menerapkan sistem pengujian dinamis untuk makanan yang hampir kedaluwarsa.
Kesimpulan: Menyeimbangkan Keselamatan dan Keberlanjutan
Promosi makanan yang hampir kedaluwarsa membantu mengurangi limbah makanan global, tetapi keamanan mikroba tetap menjadi tantangan krusial. Konsumen harus membuat pilihan yang tepat berdasarkan peraturan setempat dan data ilmiah, sementara komunitas internasional harus berkolaborasi untuk meningkatkan standar, memastikan bahwa "penghematan" dan "keamanan" dapat benar-benar hidup berdampingan.
Pengingat Terakhir:Dalam hal keamanan pangan, "harga murah" tidak boleh membenarkan kompromi—terutama untuk kategori berisiko tinggi seperti makanan bayi dan makanan siap saji, di mana kehati-hatian harus selalu diutamakan.
Waktu posting: 20 Mei 2025