Festival Qingming, yang dirayakan sebagai Hari Sapu Makam atau Festival Makanan Dingin, merupakan salah satu dari empat festival tradisional terbesar di Tiongkok, bersama Festival Musim Semi, Festival Perahu Naga, dan Festival Pertengahan Musim Gugur. Lebih dari sekadar perayaan, festival ini memadukan astronomi, pertanian, dan penghormatan leluhur dalam jalinan harmonis yang telah berkembang selama ribuan tahun.

- I. Asal Usul: Dari Ritme Surgawi hingga Warisan Budaya
- 1.Akar dalam Kearifan Pertanian
- Awalnya merupakan periode matahari kelima dalam kalender lunar Tiongkok yang terdiri dari 24 bagian, Qingming jatuh antara tanggal 4-6 April, tepat "15 hari setelah Ekuinoks Musim Semi" sebagaimana dihitung oleh para astronom kuno. Periode ini menandai langit cerah dan pepohonan hijau yang rimbun – yang secara harfiah berarti "kecerahan murni". Bagi masyarakat agraris, Qingming menandai dimulainya musim tanam, sebuah titik kritis yang diiringi dengan doa untuk panen yang melimpah.
2. Pengaruh Abadi Legenda Jie Zitui
- Identitas modern festival ini terbentuk melalui legenda Jie Zitui, seorang penasihat setia selama Periode Musim Semi dan Gugur (770-476 SM). Catatan sejarah mengungkapkan dekrit Adipati Wen dari Jin yang mewajibkan makanan dingin untuk memperingati pengorbanan diri Jie di sekitar masa Qingming. Pada masa Dinasti Tang (618-907 M), tradisi Makanan Dingin ini menyatu dengan perayaan Qingming, menjadikan pembersihan makam sebagai ritual inti.
3.Infus Musim Semi Festival Shangsi
Unsur-unsur dari Festival Shangsi kuno (hari ketiga bulan ketiga kalender lunar) semakin memperkaya karakter ganda Qingming. Praktik-praktik seperti tamasya musim semi dan ritual penyucian berpadu sempurna dengan penghormatan leluhur, menciptakan festival yang sekaligus menghormati masa lalu dan merayakan pembaruan.
II. Tradisi: Menjalin Memori dengan Kelahiran Kembali
1. Menyapu Makam: Sebuah Ziarah Kebapakan
- Keluarga-keluarga melakukan perawatan makam yang cermat, membersihkan semak belukar, dan memberikan persembahan berupa makanan, anggur, dan uang kertas simbolis. Berakar pada nilai-nilai bakti Konfusianisme, ritual ini melampaui sekadar upacara dan menjadi jembatan hidup yang menghubungkan generasi-generasi melalui kenangan bersama.
2.Kemeriahan Musim Semi: Bangun dari Tidur Musim Dingin
- Bermain layang-layang, membuat ayunan, dan berjalan-jalan di pedesaan memeriahkan musim dengan energi yang semarak. Tradisi kuno percaya bahwa kegiatan-kegiatan ini mengusir stagnasi musim dingin, mengundang vitalitas dan keberuntungan ke dalam siklus baru.
- 3. Lambang Kuliner Musim Semi
•Qingtuan: Kue beras zamrud yang diwarnai dengan jus mugwort, isian kacang manis atau gurihnya melambangkan kelahiran kembali
•Sanzi & Zitui Mo: Adonan goreng renyah di Tiongkok utara dan roti kukus yang mencerminkan pengorbanan Jie Zitui
•berlari: Pancake sayuran segar Fujian/Taiwan - "berkah yang dibundel" yang dapat dimakan, dibungkus dengan krep yang lembut - 4. Berkat Willow: Pelukan Pelindung Alam
Pintu-pintu yang dihiasi dengan cabang-cabang pohon willow dan karangan bunga anyaman mencerminkan kepercayaan lama akan kekuatannya untuk mengusir roh jahat dan hama pertanian.
III. Kontinum Modern: Tradisi di Era Digital
Di tengah dinamika masyarakat kontemporer yang tak henti-hentinya, Festival Qingming tetap menjadi jangkar budaya sekaligus bukti tanggung jawab yang terus berkembang. Sementara keluarga berkumpul untuk menghormati leluhur, perusahaan sepertiBeijing KwinbonMenafsirkan kembali komitmen tradisional melalui dukungan teknis 24/7 selama liburan. Layanan mereka yang tak tergoyahkan mencerminkan esensi festival—sebagaimana ritual Qingming menunjukkan ikatan abadi dengan masa lalu, tim Kwinbon memandang kepercayaan klien sebagai tugas suci yang menuntut kewaspadaan terus-menerus.
Musim liburan ini, spesialis kami siap melayani Anda. Untuk bantuan mendesak, hubungiproduct@kwinbon.com- kami menjanjikan tanggapan dalam waktu 12 jam kerja, memastikan kesinambungan di dunia yang terus berubah.
Waktu posting: 03-Apr-2025